Bisnis.com, JAKARTA — Para kardinal Gereja Katolik Roma kembali berkumpul di Kapel Sistina, Vatikan pada Kamis (8/5/2025) untuk melanjutkan konklaf dalam rangka memilih paus baru, setelah proses pemungutan suara belum menghasilkan keputusan.
Melansir Reuters, Kamis (8/5/2025), hasil tersebut sudah diperkirakan karena memang tidak pernah ada paus yang terpilih pada pemungutan suara pertama. Namun, bila menelisik pengalaman sebelumnya, hasil akhir bisa saja tercapai pada hari kedua dengan empat putaran pemungutan suara.
Misalnya, Paus Fransiskus sendiri diketahui terpilih pada hari kedua setelah lima putaran pemungutan suara pada 2013 silam. Sebelumnya juga Paus Benediktus XVI terpilih pada hari kedua, tetapi hanya melalui empat putaran.
Sementara itu, hingga kini disebutkan belum ada kandidat pengganti Paus Fransiskus yang benar-benar menonjol. Namun, nama Kardinal Pietro Parolin dari Italia, yang menjabat sebagai Sekretaris Negara Vatikan dan Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina, dianggap sebagai kandidat terkuat.
Namun, jika keduanya tidak berhasil mencapai suara mayoritas, suara para kardinal dapat bergeser ke kandidat lain dengan pertimbangan asal wilayah, kesamaan doktrin atau bahasa.
Adapun, dalam beberapa hari terakhir, para kardinal memiliki pandangan beragam tentang sosok paus yang dibutuhkan saat ini. Beberapa dari mereka ingin melanjutkan visi Paus Fransiskus yang lebih terbuka dan reformis, sementara lainnya berharap agar gereja kembali ke arah tradisional.
Baca Juga
Sebagai informasi, konklaf kali ini merupakan konklaf terbesar dan paling beragam dalam sejarah, karena ada 133 kardinal dari 70 negara berbeda. Jumlah ini meningkat signifikan dibandingkan konklaf terakhir pada 2013 yakni 115 kardinal dari 48 negara berbeda.
Sebelumnya, asap hitam mengepul dari cerobong Kapel Sistina pada Rabu (8/7/2025) malam waktu setempat. Hal ini menandakan pemungutan suara putaran pertama dalam Konklaf belum mendapatkan Paus baru pengganti Fransiskus yang akan memimpin Gereja Katolik Roma.
Dilansir Reuters, Kamis (8/5/2025), ribuan umat beriman berkumpul di Lapangan Santo Petrus sambil menunggu asap mengepul dari cerobong sempit di atap kapel di pengujung hari yang penuh dengan ritual dan upacara.
Massa harus bersabar karena asap baru muncul setelah lebih dari tiga jam sejak dimulainya konklaf. Ini satu jam lebih lama dari waktu yang dibutuhkan untuk melihat asap setelah pemungutan suara pertama pada konklaf 2013 yang memilih mendiang Paus Fransiskus.
Adapun, jika cerobong asap di Kapel Sistina mengeluarkan asap berwarna putih, artinya pemimpin baru gereja Katolik telah terpilih. Gegap gempita terasa di lapangan Santo Petrus. Sebaliknya, jika proses pemilihan Paus belum mencapai kesepakatan, asap hitam yang akan muncul dari atap kapel tersebut.