Potensi 4 Pulau
Bila menelisik melalui aplikasi Google Maps dengan tampilan satelit, terlihat keempat pulau itu tidak menunjukkan adanya tanda-tanda permukiman.
Pulau Panjang, Pulau Mangkir Gadang, dan Pulau Mangkir Ketek dipenuhi oleh vegetasi sehingga membuat ketiga pulau itu dipenuhi oleh hutan. Lain halnya dengan Pulau Lipan yang hanya terlihat pasir putih.
Sementara itu, untuk luasnya Pulau Panjang sebesar 47,8 hektare dan jaraknya 2,4 kilometer dari daratan utama Kabupaten Tapanuli Tengah. Pulau Lipan seluas 0,38 ha dengan jarak 1,5 km dari Tapanuli Tengah.
Kemudian, Pulau Mangkir Gadang seluas 8,16 ha dan jaraknya 1,9 km dari Tapanuli Tengah. Pulau Mangkir Ketek seluas 6,15 ha dengan jarak 1,3 km dari Tapanuli Tengah.
Mensesneg Prasetyo Hadi mengatakan bahwa sempat beredar isu bahwa wilayah empat pulau tersebut mengandung sumber daya energi besar yang memicu perebutan kepentingan.
Namun, berdasarkan pengecekan ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Prasetyo menyatakan belum ada penelitian resmi yang membuktikan keberadaan kandungan energi di kawasan itu.
Baca Juga
"Padahal, kami cek ke ESDM, belum pernah ada penelitian di tempat-tempat tersebut memiliki kandungan energi," ujarnya dilansir dari Antara, Rabu (18/5/2025).
Dia juga mengajak seluruh pihak untuk bersikap waspada dan mawas diri dalam menerima informasi.
Menurut Mensesneg, penyelesaian damai yang dicapai saat ini membuktikan bahwa komunikasi dan niat baik antarpihak mampu meredam potensi konflik.
"Karena ternyata apa yang berkembang di masyarakat, sekarang bisa terselesaikan dengan baik," katanya.
Sementara itu, Gubernur Aceh Muzakir Manaf membuka peluang bagi investor untuk mengelola potensi sumber daya alam, khususnya minyak dan gas (migas), di empat pulau yang baru saja dipastikan masuk dalam wilayah administratif Provinsi Aceh.
"Yang pertama, kita akan mengundang pemilik modal. Mereka boleh menggali sumber daya alam kita. Ya, sama-sama kita hormati lah," ujar Muzakir dikutip dari Antara, Rabu (18/6/2025).
Mengenai kemungkinan kawasan itu menjadi blok migas baru milik Aceh, Gubernur Muzakir menjawab dengan tegas komitmennya untuk merealisasikan hal itu.
Menanggapi usulan kerja sama pengelolaan antara Aceh dan Sumatera Utara, Muzakir menyatakan pihaknya terbuka terhadap opsi tersebut, selama memberikan manfaat yang optimal bagi semua pihak.
“Kita lihat nanti yang mana bagusnya. Yang jelas, itu sudah masuk teritorial Aceh," katanya.
Dia pun tidak menutup kemungkinan untuk mengelola kawasan itu secara bersama-sama dengan Sumatera Utara, khususnya jika ada pihak swasta dari Sumut yang memiliki kapasitas dan minat investasi.
"Kalau ada investor, ada pengusaha dari sana, kita kenapa tidak? Kan bisa sama-sama," ucapnya.
Meskipun belum merinci data teknis, Muzakir meyakini bahwa wilayah empat pulau tersebut memiliki potensi kandungan migas yang layak untuk dikembangkan.
"Saya kira ada lah," ujarnya singkat.