Bisnis.com, JAKARTA - Ada beberapa penyebab yang diklaim membuat dolar AS menguat akhir-akhir ini.
Diberitakan Bisnis sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah di rentang Rp16.230—Rp16.280 pada perdagangan hari ini, Selasa (8/7/2025). Artinya, dolar diprediksi menguat lagi.
Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi menjelaskan sentimen datang dari Presiden AS Donald Trump yang mengatakan mereka akan mulai mengirim surat ke negara-negara pada hari Jumat, menjelang batas waktu 9 Juli.
Ia mengumumkan bahwa beberapa tarif yang dikenakan akan berada dalam kisaran 10% hingga 70% dan akan berlaku pada tanggal 1 Agustus.
Trump juga menambahkan negara-negara yang berpihak pada blok BRICS akan menghadapi tarif tambahan 10% atas praktik mereka yang diduga anti-Amerika.
Namun jika dilihat sepanjang Juli 2025, ada beberapa alasan lain mengapa dolar AS kembali menguat akhir-akhir ini.
Baca Juga
Penyebab Dolar AS Menguat
Pada 4 Juli 2025 lalu, Reuters melaporkan bahwa Dolar AS menguat terhadap mata uang utama, termasuk yen, euro, dan franc Swiss.
Penguatan terjadi setelah data menunjukkan ekonomi AS menciptakan lebih banyak lapangan kerja dari yang diharapkan, mengisyaratkan bahwa Federal Reserve mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk memangkas suku bunga.
Dolar menguat 0,94% menjadi 145,075 terhadap yen Jepang dan naik 0,39% menjadi 0,7955 terhadap franc Swiss. Mata uang AS berada di jalur untuk mencatat kenaikan sesi kedua berturut-turut terhadap kedua mata uang safe haven.
Data Departemen Tenaga Kerja AS pada saat itu menunjukkan bahwa jumlah pekerja nonpertanian meningkat sebanyak 147.000 pada bulan Juni.
Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan sebanyak 110.000. Laporan tersebut diterbitkan sehari lebih awal karena hari libur Hari Kemerdekaan AS pada tanggal 4 Juli.
"Akan sangat sulit bagi Fed untuk memangkas suku bunga dalam situasi ini, mengingat pasar tenaga kerja yang begitu kuat," kata Axel Merk, presiden dan kepala investasi di Merk Hard Currency Fund di California.
"Argumen yang diajukan Jerome Powell agar Fed tetap berada di pinggir lapangan terus berlanjut," ia menambahkan.
Alasan Lain yang Juga Masuk Akal...