Bisnis.com, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer.
Hal itu dikonfirmasi oleh Wakil Ketua KPK Fitroh Rohcahyanto. Noel, sapaannya, menjadi anggota Kabinet Merah Putih pertama atau pemerintahan Prabowo-Gibran yang terjaring OTT KPK.
"Benar," kata Fitroh kepada wartawan, Kamis (21/8/2025).
Kendati demikian, Fitroh belum menyampaikan apa perkara yang diduga menjerat Noel. Pimpinan KPK jilid VI itu juga belum memerinci lebih lanjut siapa saja pihak yang diamankan penegak hukum pada operasi senyap itu.
Untuk diketahui, KPK memiliki waktu 1x24 jam untuk menentukan langkah selanjutnya setelah melakukan OTT apabila ingin melakukan penyidikan dan penetapan tersangka atas OTT tersebut.
Profil Wamenaker Immanuel Ebenezer
Noel - sapaan akrabnya - merupakan politikus Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang sebelumnya juga menjadi ketua umum Kelompok Relawan Prabowo.
Baca Juga
Dia resmi ditunjuk sebagai wamenaker oleh Prabowo pada Minggu (20/10/2024) di Istana Negara dan akan mendampingi Yassierli sebagai menteri ketenagakerjaan periode 2024-2029.
Sebelum menjabat sebagai ketua umum Kelompok Relawan Prabowo, Noel pernah menjadi pendukung Jokowi dan Ma’ruf Amin dalam Pemilihan Presiden 2019. Pada waktu itu, ia memimpin organisasi Relawan Jokowi Mania (Joman) yang dibentuknya untuk mendukung Jokowi.
Pada Juni 2021, Noel dilantik oleh Menteri BUMN Erick Thohir sebagai komisaris utama PT Mega Eltra, anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero). Namun, hanya setahun lebih menjabat, Erick Thohir memberhentikannya pada Maret 2022.
Ada dugaan bahwa pencopotannya terkait dengan keterlibatannya sebagai saksi dalam persidangan mantan Sekretaris Umum FPI Munarman, di mana Noel menyatakan bahwa Munarman bukan teroris. Pernyataannya ini memicu kontroversi dari berbagai kalangan.
Pada Pilpres 2024, pria kelahiran 22 Juli 1975 ini sempat mendukung Ganjar Pranowo dengan mendirikan kelompok relawan Ganjar Pranowo Mania.
Namun, tak lama setelahnya, ia membubarkan kelompok tersebut dan beralih mendukung Prabowo Subianto pada Februari 2023 untuk maju di Pilpres 2024.